Monday, May 25, 2009

Pendidikan Seks, Perlukah?

Pendidikan Seks mencakup pengajaran pengetahuan-pengetahuan yang berguna dan ketrampilan-ketrampilan yang berkaitan dengan masalah-masalah penting yang berhubungan dengan seksualitas, termasuk keintiman, hubungan manusia, identitas seksual dan peran gender, anatomi reproduksi dan citra tubuh, pubertas dan proses reproduksi, aspek emosional dari pendewasaan, nilai dari meningkatnya kesadaran remaja yang belum aktif secara seksual, cara-cara pencegahan kehamilan dan pencegahan HIV/PHS (Penyakit akibat Hubungan Seksual), dan akibat-akibat kesehatan dari tidak memakai kontrasepsi dan cara-cara pencegahan di antara remaja-remaja yang aktif secara seksual. Penelitian menunjukkan bahwa seksualitas remaja paling banyak dipengaruhi oleh orangtua, diikuti oleh teman-teman sekelompok, dan akhirnya, oleh apa yang dipelajari di sekolah.
Pendidikan seks berkembang sebagai tanggapan dari penelitian-penelitian yang menunjukkan angka keterlibatan seksual remaja yang tinggi (75% pada saat di perguruan tinggi) dan rendahnya penggunaan kontrasepsi dan pengetahuan tentang Penyakit akibat Hubungan Seksual (PHS). Lebih jauh lagi, penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa faktor situasional mendukung aktifitas beresiko ini di kalangan remaja - terutama kegagalan untuk merencanakan dari awal untuk aktivitas seksual (dengan asumsi bahwa merencanakan berhubungan seks akan merusak spontanitas dan keromantisan) dan penggunaan alkohol atau obat-obatan sebelum atau dalam berhubungan seks. Juga, kurangnya pemikiran mengenai akibat berhubungan seks sangat umum di kalangan remaja. Seluruh faktor ini dihubungkan dengan tingkat penggunaan kondom yang rendah di kalangan remaja, dan biasanya semua ini disampaikan pada program-program pendidikan seks.

Tujuan utama dari pendidikan seks di sekolah adalah perkenalan pada kesehatan seksual. Untuk mencapai tujuan ini, kebanyakan program menyediakan informasi yang akurat tentang seksualitas manusia, kesempatan untuk klarifikasi nilai, ketrampilan untuk mengembangkan hubungan interpersonal, dan bantuan dalam mewujudkan kehidupan seksual yang bertanggung jawab, termasuk penerapan perilaku dan sikap yang sehat yang berhubungan dengan perilaku seksual. Penelitian tentang efektifitas pendidikan seks mempunyai hasil yang beragam. Umumnya, pendidikan seks telah berhasil meningkatkan pengetahuan remaja tentang masalah-masalah seksual, termasuk cara mengembangkan kemampuan interpersonal yang berkaitan dengan perilaku seksual, dan menerapkan nilai-nilai yang tepat, tapi hasilnya belum menggembirakan terutama berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi dan perilaku seksual. Hasil terbaik ditemukan pada program pendidikan yang bekerjasama dengan klinik kesehatan di sekolah. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seks efektif bila disampaikan sebelum aktivitas seksual muncul, dan pada saat ia menggabungkan masalah kesadaran dan kontrasepsi. Penelitian menolak anggapan bahwa pendidikan seks mendorong eksperimen seksual atau meningkatkan aktivitas seksual. Program yang menekankan masalah kesadaran juga terbukti tidak efektif dalam mengendalikan awal aktivitas seksual.

Pendidikan seks yang disampaikan hanya di dalam kelas sangat terbatas efektifitasnya. Karena itu timbul pendekatan-pendekatan yang inovatif. Salah satunya adalah melalui pembuatan video-video pendidikan. Video ini menekankan teknik kepercayaan diri dan penolakan (bila ada tekanan kelompok), pembuatan keputusan yang berkaitan dengan seksualitas remaja, dan seks yang spesifik dan informasi kesehatan (misalnya gejala-gejala PHS). Ada video yang mengangkat masalah praktek penggabungan alkohol dan aktivitas seksual (yang mendorong pembuatan keputusan yang lemah dan perilaku yang berbahaya). Alasan pembuatannya adalah karena pengetahuan saja tidak cukup untuk merendahkan frekuensi perilaku berbahaya. Video mengenai pendidikan seks biasanya membahas masalah hambatan-hambatan dalam menghindari resiko (misalnya tekanan dari pacar untuk berhubungan seks atau anggapan yang tersebar luas bahwa kondom tidak efektif dalam mencegah kehamilan atau infeksi PHS/HIV).

Pendekatan inovatif lain, yang menggabungkan hiburan dan komunikasi kelompok mengenai pendidikan seks, adalah penggunaan teater remaja. Ini dimulai tahun 1973 di New York Medical College. Sejak dimulai, pendidikan seks dengan teater remaja telah diterapkan di banyak tempat di AS. Harapannya adalah pertunjukan drama tentang masalah-masalah penting dalam pendidikan seksual akan mengurangi kecemasan remaja tentang masalah-masalah sensitif, meningkatkan keinginan remaja untuk berbicara terbuka mengenai masalah-masalah seksual, meningkatkan minat remaja yang aktif secara seksual untuk menggunakan kontrasepsi dan melindungi diri dari HIV/PHS, dan menolong penundaan aktifitas seksual bagi remaja yang belum aktif. Penelitian menunjukkan bahwa satu faktor kunci tidak dipakainya kondom di kalangan remaja adalah rasa malu. Untuk mengatasinya, beberapa teater remaja memfokuskan pertunjukan mereka pada pembuatan keputusan mengenai pembelian dan penggunaan kondom. Evaluasi dari pendidikan seks melalui teater remaja menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan tingkat pengetahuan seksual dan meningkatkan keinginan untuk bicara bebas mengenai seks. Tapi, hasilnya belum jelas terlihat terhadap praktek-praktek hubungan seks.

Dukungan orangtua terhadap pendidikan seks yang berhubungan dengan AIDS mencapai 90% dari seluruh orangtua yang diteliti. Bahkan di antara orang tua yang mendukung pendidikan seks, masih ada perdebatan mengenai isinya (apakah kesadaran untuk menahan menjadi penekanan, haruskah alat kontrasepsi didiskusikan, apakah pengetahuan tentang kontrasepsi akan mendorong aktifitas seksual) dan pada umur berapa pendidikan seks diberikan.

Sebagian masyarakat percaya bahwa pendidikan seks harus diberikan di rumah, hingga ada jaminan bahwa orang tua akan bebas mengajarkan nilai-nilai moral mengenai seksualitas dan aktifitas seksual kepada anak-anak mereka. Beberapa kelompok orangtua telah melakukan protes atas pelaksanaan program pendidikan seks dan program lain yang terkait (misalnya pendidikan pencegahan HIV untuk remaja) di sekolah-sekolah umum. Walau beberapa kelompok penentangnya berorientasi religius, penelitian membuktikan bahwa gereja tidak ikut campur dalam masalah pendidikan seks. Kurangnya pendidikan dan orangtua yang telah berumur secara umum kurang menyukai pendidikan seks.

Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seks akan sangat efektif bila orangtua dan sekolah menyampaikan pesan-pesan yang sama mengenai seksualitas remaja.

Teknik Menunda Ejakulasi Dini

Fakta membuktikan bahwa sebagian pria tidak dapat memuaskan pasangannya saat bercinta. Pria yang seperti ini biasanya sudah selesai permainannya alias mengalami ejakulasi yang terlalu cepat sementara pasanganya belum mencapai apa-apa. Bagaimana cara mengatasi ejakulasi dini ini ?

Hingga kini belum ada obat yang terbukti efektif dalam mengobati ejakulasi dini. Tapi ada beberapa trik atau teknik tertentu yang cukup efisien dalam menunda ejakulasi. Empat hal berikut bisa anda lakukan untuk Anda yang kesulitan menunda ejakulasi. Dengan empat teknik berikut anda bisa memperpanjang permainan seks anda dan bisa memuaskan pasangan anda.

1. Variasiakan Pola Gerakan
Saat melakukan penetrasi di vagina pasangan anda jangan melakukan gerakan yang monoton, lakukan variasi gerakan antara tusukan dalam dan tusukan dangkal. Secara berkala anda sebaiknya menghentikan gerakan sama sekali saat penis masih di liang vagina sementara anda bisa tetap melakukan kegiatan seks yang lain seperti mencumbui bibir atau payudaranya. Gerakan yang bervariasi seperti ini selain bisa menunda ejakulasi, juga bisa membuat pasangan anda akan terangsang biasanya karena ia akan berpikir dan menebak-nebak apa yang akan anda lakukan selanjutnya kepadanya.

2. Kencangkan Otot Pubokoksigeus Anda
Teknik ini memerlukan otot Pubokoksigeus yang kuat. Otot ini, terletak di bagian bawah penis dekat anus, bisa dilatih dengan metode kegel. Jika anda merasa akan mendekati ejakulasi berhentilah melakukan gerakan penetrasi. Tarik penis anda kira-kira satu inci tapi jangan semuanya. Kencangkan otot yang dimaksud dan tahan selama 10 detik, laku kembalikan gerakan dengan tusukan dangkal.

3. Tekanan pada Perineum
Teknik ini sederhana dan telah dipraktekkan selama ribuan tahun di China. Sebelum terjadi ejakulasi, gunakan tga telapak jari anda untuk memberikan tekanan pada Perineum, yaitu daerah akan mengalirnya mani anda antara skortum dan anus. Lakukan latihan ini saat masturbasi atau onani karena untuk menemukan tempat yang tepat agak sulit.

4. Mengubah-ubah Stimuli
Jika anda sangat terangsang tapi tidak diambang ejakulasi, berhentilah melakukan gerakan dan berhubungan seks dengan pasangan secara manual atau oral. Dengan mengubah-ubah stimuli anda dapat mengatur kapan saat yang tepat untuk ejakulasi.

Dengan menggunakan empat trik di atas anda akan bisa mengatasi dan mengendalikan ejakulasi dini anda sehingga bisa berhubungan intim lebih lama dan lebih memuaskan dengan pasangan anda.

( kompas.com )

Anggapan Keliru Seputar Seks Pria

Terdapat banyak kesalahan informasi seputar apa yang bisa menghambat Anda dan pasangan puas bercinta. Saat Anda menyimpan asumsi salah tentang itu, akan sulit memberikan apa yang benar-benar diinginkan dan dibutuhkan pasangan. Demikian ungkap sex therapist, Brenda Schaeffer, PhD.

Yang juga penulis Is It Love or Is It Addiction? Kini, saatnya Anda mengubah asumsi tersebut. Berikut empat kekeliruan seks terbanyak seputar pria yang berguna untuk menghilangkan prasangka Anda, dikutip dari Cosmopolitan.

Pria suka ciuman berat

Sebagian besar Anda pasti berpikir bahwa pria sangat menyukai French kiss, jenis ciuman yang hot. Faktanya, banyak pria justru memilih ciuman lembut dengan gerakan perlahan dan tidak membabi buta.

William Cane, penulis The Art of Kissing punya bukti aktual. Dia melakukan survei pada 50.000 pria dan menemukan ada 30 jenis ciuman yang mereka sukai. "Salah satu ciuman terfavorit adalah sliding kiss," kata Cane.

Tekniknya, mulai ciuman Anda dari pinggir bibir pasangan dengan lembut, kemudian layangkan bibir Anda melintasi pipinya, sebelum bergerak ke bawah dan menggigit lehernya.

Ada pula ciuman lip-o-suction, istilah yang diberikan Cane. Anda melumat bibir atas pasangan sementara tangan pasangan bermain di bokong Anda, kemudian Anda berdua beraksi saling bergantian.

Pria tidak suka permainan tangan

Sebenarnya, permainan tangan yang Anda lancarkan itu mampu memberinya kepuasan. "Untuk memaksimalkan aksi ini, perhatikan caranya bermasturbasi, saat dia benar-benar merasakan kepuasan di tubuhnya," jelas sex therapist Sandor Gardos, PhD.

Namun, jika dia malu memperlihatkan caranya memuaskan diri (bermasturbasi), berikut aksi lain yang bisa Anda lancarkan. Oleskan lubrikan berbahan dasar air pada telapak tangan Anda, kemudian gosok-gosokkan sampai tangan Anda terasa hangat. Pastikan Anda tetap menjaga kehangatannya selama aksi bercinta berlangsung.

Letakkan satu telapak tangan Anda di Mr P pasangan sambil menggerakkannya naik-turun. Mulailah perlahan dan tingkatkan kecepatan dan tekanan saat ia semakin bergairah.

Jika Anda ingin membuatnya semakin hot, letakkan kedua telapak tangan Anda di Mr P pasangan dan urut perlahan. Setelah dia merasakan kenikmatan, jangan menyentuh bagian ujung, tapi fokuskan pada batang Mr P-nya.

Jangan berhenti atau melambankan aksi selama sekira 10 detik atau sampai dia ejakulasi agar sensasi yang sedang dia rasakan tidak terputus begitu saja.

Pria ingin menyelesaikan hubungan seks secepatnya

Anda keliru sebab pria tahu bahwa semakin lama mereka bisa menunda orgasme, semakin baik hasilnya karena menciptakan klimaks yang lebih intens. Masalahnya, hal ini lebih mudah dikatakan ketimbang dilakukan. "Saat seorang pria benar-benar terangsang, kemudian ditunda, akan sulit baginya untuk kembali terangsang," kata psikolog Debra Mandel, PhD, penulis buku Healing the Sensitive Heart.

Namun, wanita justru mengira jika Anda tak bisa menunda orgasme, maka Anda ingin ejakulasi sesegera mungkin. Pertanyaannya, bagaimana Anda memperpanjang dan memperlama kenikmatan untuknya, juga untuk Anda?

Bercintalah sejenak, kemudian saat pasangan mulai bergairah, tariklah Mr P Anda dari Miss V-nya sebelum mencapai klimaks. Tariklah nafas selama beberapa menit dan gunakan waktu untuk saling memanjakan. Setelah itu, kembalilah intercourse. Nikmati orgasme yang sangat memuaskan dengan jurus on and off ini.

Kombinasikan pula dengan teknik tekanan. Tekniknya, selama pasangan menarik Mr P-nya, tempatkan ibu jari Anda di bawah kepala Mr P-nya dan tekan dengan lembut. Aksi ini akan menenangkan ketegangannya selama sesaat.

Pria mengutamakan kualitas aksi ketimbang tampilan fisik

Kini, semakin banyak pria sadar bahwa bercinta tak hanya melibatkan kontak fisik, tapi juga emosional. Dengan keterlibatan emosi, Anda pun bisa merasakan kenyamanan saat ia mengeksplorasi tiap jengkal tubuh Anda.

Untuk membangun emosi cinta itu, dia menghargai kualitas aksi dan tampilan fisik Anda yang menarik. Bagi Anda para wanita, cobalah mengubah gaya dan penampilan saat mengajaknya bercinta.

Pakai lingerie seksi, coba berbagai posisi, dan jangan hanya bercinta di ranjang karena banyak tempat menantang lain yang bisa dieksplor. Kesungguhan Anda untuk mencoba berbagai hal baru dalam rumus bercinta, pasti tidak akan dinilai buruk oleh pasangan. Dia justru semakin cinta dan bergairah. (okezone)

Penemu Viagra Meninggal Dunia

NEW YORK, TRIBUN - Ilmuwan Amerika Serikat, Robert Furchgott, yang menemukan viagra meninggal dunia pada usia 92 tahun.

Pada 1998, ilmuwan ini mendapat Nobel untuk ilmu kedokteran. Hasil penelitiannya merupakan pendorong bagi pengembangan pil bagi pria lemah syahwat, viagra.

Furchgott banyak meneliti zat nitrogen monoksida. Ia antara lain menemukan gas dalam tubuh manusia mempunyai fungsi sinyal penting, misalnya bahwa gas nitrogen monoksida ikut mengatur tekanan dan aliran darah. Hal ini bisa memperbesar pembuluh darah. Atas dasar penemuan tersebut, berhasil dikembangkan pil viagra.(*)

Awas, Laki-laki Tak Bersunat Berisiko Kanker Penis!

Sunat dikatakan dapat membantu mengurangi risiko seperti penyakit menular seksual. Namun ternyata tak hanya itu. Sunat juga mengurangi risiko terkena kanker penis. Dengan kata lain, para pria yang tidak sunat berisiko terkena kanker penis.
Demikian diungkap Urolog Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais Jakarta Dr Rachmat B Santoso saat dihubungi melalui telepon, Jumat (15/5). “Penyebabnya adalah infeksi kronis pada orang yang tidak cirkumsisi (sunat),” kata Rachmat. Laki-laki yang juga berisiko adalah mereka yang pernah menderita herpes genitalis.

Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.

Gejala yang dijumpai pada orang yang kena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis, dan merasa nyeri pada penis bahkan terjadi pendarahan dari penis. Biasanya ini terjadi pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis.

Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung kepada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujung penisnya maka yang panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga perempat panjang penis, apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara yang lain bisa berupa kemoterapi dan terapi penyinaran.

Rachmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, kanker penis banyak menyerang usia produktif, 30 tahun sampai 50 tahun.

Meski tidak banyak menyerang pria, dalam setahun hanya ada 2-3 orang yang datang ke RS Dharmais, Anda, para pria harus hati-hati. “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkut kelaki-lakian seseorang,” pungkasnya.